KUTACANE - Akibat tingginya curah hujan pada akhir tahun 2010 lalu,mengakibatkan meluapnya sungai Alas sehingga meluluhlantahkan puluhan hektar lahan petani,seperti di desa meranti,petani di desa ini pada umumnya menanam jagung,diperkirakan satu minggu lagi lagi hendak panen tiba-tiba air sungai alas meluap dan melanda tanaman jagung yang hendak di panen tersebut,masyarakat petani hanya menyaksikan tragedi tanpa bisa berbuat apa-apa,inilah nasib petani yang memiliki lahan di bantaran sungai alas sebahagian besar lahan petani di kecamatan Babul Rahmah sudah ludes tergerus oleh sungai alas,dan juga bangunan pemerintah tak luput dari ancaman keganasan sungai alas,seperti gedung sekolah dasar negeri Uning sigugur dan gedung PUSKESMAS Uning sigugur,Hasil pantauan
Fadel Partners dilapangan pecan lalu kedua bangunan pemerintah ini sebahagian gedung sudah roboh,seperti tidak ada tanda-tanda untuk mengatisipasi agar bangunan pemerintah inidapat terselamatkan dari ancaman abrasi,lain lagi dengan lahan pertanian yang sudah berantakan dan puluhan hektar lahan petani diperkirakan sudah ludes tergerus oleh banjir.Erma 28 tahun saleh seorang guru SD negeri Uning sigugur yang menempati mess guru menjelaskan pada kami, Saya menempati mess ini sudah dua tahun dan saya sebagai tenaga pengajar di sini,rasanya menghuni mess guru ini kurang nyaman alasannya karena bila turun hujan di hulu sungai saya tidak lagi tenang malamnya saya ngak nyenyak tidur,takut tiba-tiba dating banjir dan merobohkan bangunan ini,jangankan harta benda takut nyawa juga bias melayang keluhnya.hal senadajuga di utarakan oleh Devi (30), saya penduduk desa uning sigugur kejadian ini sudah sering sekali setiap tahunnya banjir yang mengakibatkan abrasi sehingga lebih separuh desa ini sudah ludes tergerus oleh banjir,saya heran kenapa desa kami ini luput dari pantauan pemerintah atau pihak yang berkompeten ucap Devi heran
Ketika kami temui salah seorang tokoh masyarakat kecamatan Babul Rahmah yaitu Sakarudin dan tanyakan seputar lahan dan desanya yang tergerus oleh banjir,beliau menegaskan,memang desa kami ini beberapa tahun silam sangat luas dan saat ini hanya tinggal 25% dari luas sebelumnya,juga lahan pertanian di bantaran sungai alas ini sangat luas diperkirakan mencapai lima puluh hektar,tapi saat ini dapat kita saksikan alur sungai itu bekas lahan petani,sambil menunjuk ke tengah sungai alas,apakah ada pihak pemerintah yang dating meninjau ke desa ini baik itu dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) Tanya kami, Sakarudin menegaskan yang dating kemari untuk survai sudah puluhan orang bahkan mengukur tebing dan melakukan photo lokasi seolah-olah pembangunan bronjongnya esok harinya akan di laksanakan,saya juga merasa heran kenapa pemerintah menonton saja dengan penderitaan rakyatnya,saya mohon kepada Presiden RI dan Gubernur Aceh serta Pemkab Agara mengarahkan teropongnya ke kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara tepatnya Desa Uning sigugur yang Desa kami dalam waktu dekat di perkirakan hanya tinggal nama,bila tidak segera di bangun bronjong normalisasi sungai alas ucap Sakarudin dengan wajah sedih.
0 komentar:
Posting Komentar