Antara Hari Moekti, Kerudung Merah dan 14 Mei

"Sosok perempuan berkerudung merah"
“Hanya satu kata,demi satu kata,untuk satu kata” sebait syair lama yang mungkin membuat kita kembali ke masa silam, syair yang dilontarkan Hari Moekti ini begitu bermakna untuk semua kalangan.
            Disini kita tidak bercerita panjang lebar tentang sosok ustadz Hari Moekti yang sudah terkenal itu, saya mencantumkan nama beliau diatas karena apa? Ada yang mengetahuinya? Yang pertama, pada awal bulan april tepatnya pada tanggal tujuh beliau menginjak kaki yang kedua kalinya di Kota Langsa dan yang pertama kali di kampus Universitas Samudra (Unsam) Langsa untuk memenuhi undangan sebagai penceramah dalam rangka menyambut hari lahir Nabi Besar Muhammad SAW (Maulid) yang waktu itu diadakan oleh Senat Fakultas Hukum dan Senat Fakultas Pertanian (Join), dan yang kedua menurut saya mungkin saja saya bisa ikut numpang terkenal ketika menderetkan nama saya dengan mantan selebritis yang sekarang menjadi penda’i kondang populer tersebut.
            Tapi apa saya ikut-ikutan ingin menjadi seorang penda’i populer seperti beliau, ah entahlah kalau masalah pidato atapun dakwah saya juga pernah menjuarai pidato dalam Bahasa Arab, Inggris dan Bahasa Aceh sendiri semasa sekolah dulu dalam beberapa event yang diadakan oleh pihak sekolah, kalau hobi berdakwah sih ada, namun saya sendiri kurang berminat menjadi seorang pendakwah terkenal.
            Kita mengenal dengan sosok penda’i terkenal itu namun beliau pasti tidak mengenal saya bahkan anda juga ia tak kenal, bagi saya ini sebuah persoalan juga saya kira.
            Ya sudahlah, kita putuskan sampai disini tentang sosok penda’i terkenal dan dakwahnya itu, sekarang yang menjadi persoalannya, apa, siapa, kenapa dengan kerudung merah dan 14 mei yang dimaksud dan dijadikan sebuah judul diatas.
            Pertama, Kerudung Merah ya benar kerudung merah itu yang dipakai oleh sosok perempuan manis yang duduk ditempat yang telah disediakan oleh panitia bersama kawan-kawannya mendengarkan dakwah, waktu itu tempat untuk mahasiswa dan mahasiswi dipisahkan untuk sebelah kanan diduduki mahasiswa dan sebelah kiri diduduki mahasiswi yang tergabung dalam dua fakultas, maklum Aceh kan Nanggroe Syari’at jangankan nonton dakwah, nonton konser ataupun hiburan lokal lainnya juga dipisahkan.
            Saya yang bertugas sebagai Photografer acara tersebut untuk dokumen pihak Senat Fakultas Hukum dan Fakultas Pertanian mengambil tempat duduk di sebelah kiri padahal tempat tersebut dilarang bagi mahasiswa oleh panitia, tapi apa peduli saya, saya kira kalaupun nantinya ditegur dengan lantang saya akan menjawab, “Tugas saya kan mengambil document acara ini, kalau duduk sebelah sana rumit untuk bergerak”. Tapi itu cuma pikiran saya aja, sampai selesai acaranya saya tidak ditegur dan tidak disuruh pindah ke sebelah kanan, karena apa saya juga tidak mengerti, bagi saya yang duduk diantara mahasiswi tersebut menjadi sebuah hadiah yang terindah dari sosok penda’i diatas pentas karena disebah kanan saya terlihat sosok perempuan manis seperti artis bollywood yang mengenai kerudung merah.
            Awalnya saya tidak memperhatikannya sih, karena sibuk mengambil gambar mereka yang berada diatas pentas dengan menggunakan Canon 1000D, tapi entah berantah kepala saya yang berat sebab kurangnya istrahat ini pun terputar kesebelah kanan kursi yang saya duduki tanpa saya sadari sosok perempuan manis yang menggunakan kerudung merah itu terlihat dari pola mata indahku, dari situlah kepala saya yang terasa berat ini berubah dengan sekejap menjadi ringan, kenapa tidak, kepalaku asik putar-putar aja kesebelah kanan untuk memandangi perempuan tersebut yang membuat saya menjadi lebih bergairah mengambil gambar.
            Sesekali saat saya yang menatap wajah manisnya itu tersenyum tipis, senyumnya itu bukan untuk saya lho, senyumnya untuk sang ketua panitia diatas pentas yang salah membaca kata-kata sambutan kepanitiaan, padahal mahasiswa dan mahasiswi lainnya sudah tidak sanggup tertawa lagi dengan kesalahan sang ketua panitia tapi sosok perempuan tersebut tetap hanya senyum tipis yang dia berikan kepada ketua panitia. Saya yang merasa semakin semangat ini, mencoba menghidupkan camera dan lensanya menuju ke arah perempuan manis tersebut.
            Dapat deh beberapa gambarnya, seusai acara langsung saya pindahkan ke laptop dan upload ke Facebook (Fb) dengan catatan photo “Salah Seorang Mahasiswi Fakultas Pertanian yang sedang duduk mendengarkan ceramah Ustadz H.Hari Moekti di kampus Unsam Langsa, sayangnya saya tidak sempat kenalan”. Bermacam komentar pun diberikan oleh para kawan saya yang di Facebook, salah satunya kawan di Fb saya kawannya sosok perempuan  berkerudung merah dan juga saat acara itu duduk bersamanya, saya sempat terkejut dan sempat senang juga sih dengan komentarnya “Lho, itu kawan kami e bang” dan seterusnya, mengapa saya sempat terkejut? Mungkin karena tidak lama saya meng-upload photonya langsung dia yang komentar ya, dan yang kedua kenapa saya senang? Bagi saya ini adalah sebuah kesempatan untuk bisa berkenalan dengan sosok perempuan berkerudung merah.
            Panjang lebar saya membalas komentarnya di Fb, lalu saya mengetahui sosok perempuan berkerudung merah itu adalah mahasiswi Fakultas Pertanian yang sekarang masih duduk di semester enam, lalu temannya itu mau membantu saya mengenalinya terlebih dahulu dia bercerita secara langsung pada sosok perempuan berkerudung merah itu, saya juga mendapatkan nomor telepon selulernya melalui kawan saya sendiri yang sempat dipanggil oleh mereka membincangi tentang persoalaan beredarnya photo sosok perempuan berkerudung merah di Facebook.
            Sekarang, saya sudah mengenalinya, menatap secara langsung, berbicara dan bahkan kami sempat curhat. Saya menilai dia sosok perempuan yang baik dan setia, sosok perempuan yang mempunyai imajinasi yang tinggi, mempunyai motivasi untuk berubah kearah yang lebih baik, saya bahagia dan senang bisa berkenalan dengan perempuan berkerudung merah itu, sayangnya dia sudah ada yang punya dan sudah bersama selama tiga tahun, tapi tanpa saya sadari dan memang ini sebuah kenyataan mereka telah berpisah pada tanggal 14 April lalu.
            Nah, sekarang ada apa dengan 14 Mei? pasti hanya sebagian orang saja yang mengetahuinya, palingan orang yang terdekat saya, orang tua saya dan keluarga saya, karena itu tanggal kelahiran saya kedunia ini.
            Pada 14 mei yang sudah tidak lama lagi akan lewati saya berkeinginan pada tanggal tersebut saya bisa memilikinya, memiliki sosok perempuan berkerudung merah yang membuat saya jatuh cinta pada pandangan pertama.
            Bagi saya, itu adalah sebuah hadiah yang sangat berharga, mengapa tidak, saya yakin dengan kehadirannya bekas luka hati saya ini bisa terobati. Amiin..
            Bagaimana dengan kelanjutannya? Kita sama-sama dan saya pribadi harus tetap sabar menunggu saat-saat itu.

1 komentar:

Aulia on 20 Juni 2011 pukul 01.59 mengatakan...

wkwkwkw...menarik nih cerita semoga bisa berlanjut sampa tahap cah rauh :D

Posting Komentar

 

Fadel Partner Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template