TNI Angkatan Udara mengerahkan lima unit helikopter jenis EC-120 Colibri untuk memantau dan mencegah aksi kriminal di kawasan perairan dan hutan Aceh.
Komandan Pangkalan Udara TNI-AU Sultan Iskandar Muda, Kolonel Penerbang Maman Suherman, di Blangbintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (7/7), mengatakan seluruh helikopter itu ditugaskan memonitor wilayah darat dan udara perairan Pulo Aceh dan pantai timur Aceh.
“Tidak hanya wilayah laut, operasi yang menggunakan helikopter dengan sandi Bina Walet itu juga akan memonitor kawasan hutan dari aksi penebangan liar,” kata Maman Suherman.
Praktik penebangan liar dengan ikutan kebakaran hutan kerap terjadi di kedua wilayah Provinsi Aceh itu. Karena itulah maka pengawasan dari udara dinilai lebih efektif dan efisien ketimbang dari darat belaka.
Pengawasan di perairan itu juga karena penadah biasanya beroperasi dari laut atau muara sungai-sungai yang banyak terdapat di sana.
Menurut dia, TNI-AU juga telah berkoordinasi dengan kepolisian dan dinas kehutanan setempat terkait pengerahan lima helikopter ringan dari Squadron Udara 7 yang berpangkalan di Pangkalan Udara TNI-AU Surya Dharma, Kalijati, Subang, Jawa Barat.
“Hasil pemantauan helikopter yang menggunakan kamera akan ditindaklanjuti jika melanggar peraturan yang berlaku,” katanya.
Propinsi Aceh memiliki panjang garis pantai 1.660 km dan luas wilayah perairan laut 295.370 kilometer ppersegi dinilai rawan praktek penangkapan ikan liar yang dilakukan kapal nelayan asing.
Begitu juga dengan kawasan hutan sangat rentan terjadi kebakaran dan aksi ilegal logging.
0 komentar:
Posting Komentar