Pusong Langsa Terancam Karam Akibat Abrasi

"Tanggul Yang Baru Diselesaikan"
Pembangunan Tanggul Masih Jauh Mencapai Target
Langsa - Warga pusong Telaga Tujuh diresahkan abrasi laut yang terus melanda dan hampir menenggelamkan tempat tinggal mereka, tanggul yang sedang dipersiapakan pemerintah pun penyelesaiannya masih jauh dari target, padahal pembuatan tanggul tersebut merupakan satu-satunya pengharapan warga pusong untuk tetap bisa bertahan di tanah kelahiran  mereka.
            Muzakar (32)  salah seorang warga setempat kepada Tim Fadel Partners mengatakan, di tahun 2000 luas wilayah Pusong Telaga Tujuh masih ada sekitar 17 hektar dengan jumlah penduduk kurang lebih 200 KK, namun saat ini luas wilayah mereka hanya tinggal sekitar 6 hektar dengan jumlah penduduk 200 KK, sebagian besar warga pusong yang sudah terkena abrasi telah dipindahkan pemerintah ke desa Lhok Bani, walau tempat mereka sudah dipindahkan ke tempat lain, namun aktivitas mereka untuk mencari nafkah masih tetap di pusong karena keseharian mereka untuk mencari nafkah hanya dengan cara bernelayan. Pemerintah sempat menawarkan kepada warga yang masih bertahan disana untuk dipindahkan ke desa Alue Buloh, namun mereka menolaknya karena mata pencaharian sehari-hari mereka hanyalah di laut, jika mereka dipindahkan ke daerah yang jauh dari laut sungguh mereka akan menganggur karena tidak ada yang bisa mereka lakukan selain bernelayan.
            Muzakar menambahkan, tanggul yang sedang dibangun oleh pemerintah menjadi satu-satunya pengharapan mereka untuk tetap bisa bertahan di tanah nenek moyang mereka. Pada tahun 2007 pemerintah merencanakan pembuatan tanggul sepanjang 650 M untuk melindungi tempat mereka dari abrasi, namun pembuatannya baru dilaksanakan di tahun 2009 dan baru diselesaikan 100 M dengan dana 1,3 Milyar rupiah, tanggul yang sudah disiapkan masih sangat belum memadai dan entah kapan pembangunan selanjutnya akan dilaksanakan. Muzakar dan juga warga lainnya sangat berharap pemerintah segera menyelasaikan tanggul tersebut secepatnya, bahkan mereka sampai mengatakan jika pemerintah masih kekurangan dana untuk penyelesaian tanggul tersebut, mereka memohon pemerintah mencari pinjaman kemanapun dan mereka siap mencicil dikemudian hari demi cepatnya penyelesaian tanggul tersebut. jadi mereka berharap pemerintah tidak akan menunggu Posong Telaga Tujuh tenggelam untuk menyelesaikan tanggul yang sudah direncanakan.
Mesjid Nurul Huda yang dibangun dengan keringat masyarakat Pusong itu sendiri juga menjadi alasan utama untuk mereka bertahan, hal ini dibuktikan dengan diadakannya gotong royong bersama dalam beberapa hari ini yaitu dengan membangun tanggul darurat dari pohon kelapa yang disusun berderetan untuk melindungi mesjid dari hempasan ombak laut yang berada tepat di belakang mesjid. Walau tanggul tersebut tidak dapat menjamin akan keselamatan mesjid dari hempasan-hempasan ombak yang keras, namun mereka tetap mengupayakannya semaksimal mungkin.
Hasanuddin (33) yang ikut bergotong royong juga mengungkapkan, sebenarnya bulan Juli kemarin pemerintah sudah mentenderkan proyek tanggul tersebut dari anggaran tahun 2010 agar segera dikerjakan, memang tanggul yang ditenderkan tahun ini hanya sepanjang 100 M, namun entah apa yang menjadi hambatan proyek tersebut hingga belum dikerjakan sampai sekarang. Hasanuddin juga mengatakan, pemerintah dan juga kontrakator yang akan menyelesaikan proyek tersebut jangan ada alasan bahwa hambatan proyek tersebut diakibatkan oleh warga seperti adanya warga yang memungut biaya atas proyek tersebut, karena seluruh warga masyarakat sangat mendukung kelancaran pembuatan proyek tersebut, dan jika ada warga yang melakukan tindakan demikian maka mereka siap untuk bertanggung jawab sepenuhnya.
H.Zulkifli salah satu tokoh masyarakat yang berpengaruh di kawasan itu juga mengharapkan, kalau bisa pemerintah menyelesaikan tanggul tersebut lebih panjang dari yang sudah ditargetkan untuk tahun ini, karena tanah Pusong Telaga Tujuh yang sudah semakin sempit diperkirakan tidak akan bertahan lebih lama lagi apabila pemerintah hanya menyelesaikan tanggul sepanjang 100 M /tahun. Menurutnya, Pusong Telaga Tujuh beserta warga yang berdomisili disana masih bisa terselamatkan jika pemerintah setidaknya bisa menyelesaikan tanggul sekitar 500 M dengan segera.
  Seluruh warga Pusong Telaga Tujuh sangat mengharapkan pemerintah segera menyelesaikan tanggul tersebut secepatnya tanpa adanya hambatan dikarenakan kondisi daerah tersebut yang sudah sangat mengkhawatirkan, jangan sampai tanggul tersebut baru diselesaikan setelah Pusong Telaga Tujuh tengelam menjadi dasar laut.
Warga Sedang Membangun Tanggul Darurat
Salah satu rumah warga yang sudah terkupas alasnya

0 komentar:

Posting Komentar

 

Fadel Partner Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template