Bismillahirrahmanirrahim..
Seorang wanita berbicara dengan kekasihnya,” Sayang, nikah yuk?”
Kekasihnya menjawab,”Nanti dulu ya neng, ntar abang nggak bisa membahagiakan kamu.”
Dalam hati kekasihnya berkata, kalau aku menikah pasti aku nggak akan bebas lagi.Sang wanita pun hanya bisa pasrah.
Di lain tempat ada seorang muslimah sedang ber-FB an ria dengan seseorang yang dia sebut ikhwan.
Muslimah itu pun mengirimkan pesan,”Kapan antum ke rumah ana, akh? kita tidak akan seperti ini terus kan akh?”
Ikhwan itu pun membalas,”Sabar yaa ukhti, ana pasti akan datang ke
rumah anti, hanya ana ingin agar anti mau menanti ana sampai selesai
kuliah lalu bekerja. Bila ini memang cinta, sungguh anti pasti sanggup
menanti ana.”
Si ikhwan dalam hati berkata, kalau aku lulus kuliah itu 4 tahun lagi, terus nanti cari kerja kira-kira 2 tahun. Bisa nggak ya?
Muslimah itu pun meski ragu tapi tetap menerima dengan dalih karena cinta.
***
Berapa banyak laki-laki atau wanita yang beralasan seperti di atas,
berapa banyak muslim atau muslimah yang tidak jelas alasannya. Diajak
menikah alasannya banyak dan berubah-ubah, dari yang belum cocok jadi
meng-halalkan pacaran dengan dalih ingin mencari yang cocok. Atau
menanti tanpa batas waktu dengan dalih ta’aruf, padahal tak ada bedanya
dengan mereka yang pacaran.
Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Kalau memang belum sanggup untuk
mengikat seseorang dalam sebuah hubungan halal yakni Pernikahan, tak
perlulah kamu rela dikerubuti syetan yang akan membawamu pada perzinaan.
Hilangkan pikiran untuk pacaran yang akhirnya hanya akan membuatmu
terpuruk pada kesemuan cinta. Awalnya memang meyakinkan akhirnya
menyesakkan, hanya karena alasan ketidak cocokan atau karena dia bukan
orang yang tepat buat mendampingimu. Sampai kapan hal itu akan menjadi
alasan untuk meng-halalkan pacaran?
Pupuskan dahulu untuk berta’aruf, agar tidak adanya seseorang yang
menantimu sepanjang waktu sedangkan kamu tidak tahu sampai kapan bisa
mewujudkannya. Jangan membuat dalih-dalih untuk membuatnya menunggu atas
nama cinta, padahal kamu tidak siap untuk melamarnya. Semua ini hanya
akan menambah kegalauan dan kekecewaan bahkan menghancurkan hidup orang
lain.
Apabila memang kamu sudah siap, segera halalkan lah hubunganmu, namun
bila kamu belum siap untuk menikah, maka jagalah hatimu dahulu. Jangan
kamu umbar janjimu padahal kamu tahu kamu belum mampu menepatinya.
Pikirkanlah lagi bila kamu ingin menerima ta’arufan dari laki-laki,
padahal kamu tahu bila kamu harus menanti ketidakpastian. Iya kalau
memang penantianmu ada hasilnya, kalau tidak? kamu hanya akan membuang
waktu. Apabila dia ingin serius denganmu, dia tidak akan membiarkanmu
dalam ketidakpastian.
***
Di suatu rumah, seorang wanita sedang bercengkrama dengan seorang
laki-laki. Tak lain dia adalah suaminya yang sudah di nikahinya selama
20 tahun.
Suaminya bertanya,”Kenapa kamu memilihku untuk menikahimu? padahal
kita tidak lama berjumpa. Semudah itu kah kau jatuh cinta padaku?”
Wanita itu pun tersenyum manja seraya menjawab,”Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memilihmu untuk ku cintai.”
Sungguh cinta yang hakiki datangnya dari sebuah Pernikahan, bukan hanya dengan janji semata.
Wallahu a’lam bish shawwab.
Biografi Imam Syafi'i
11 tahun yang lalu
2 komentar:
izin share ya admin :)
buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
ayuk... daftar, main dan menangkan
Line : agen365
WA : +855 87781483 :)
Silakan di add ya contaknya dan Bergabung juga ya :)
Posting Komentar